Pernikahan Adat Sunda
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.....
Sampurasun... Rampess....
Ketemu lagi dengan mamang, sekarang mamang mau nulis tentang Pernikahan Adat Sunda meskipun mamang sudah lama menikah tapi ndak ada salahnya kan untuk mengenangnya atau berbagi atau untuk mengingatkan mamang...
Ini adalah
rangkaian -rangkaian acaranya
1. Neundeun Omong.
Tahap ini
adalah pembicaraan orang tua kedua pihak untuk ‘mengikat janji’ dalam suatu
ikatan pernikahan, maka selanjutnya orang tua pria datang sendiri atau menyuruh
orang ke rumah sang gadis untuk menyampaikan niat. Intinya, neundeun
omong (titip ucap atau menyimpan janji) yang menginginkan sang
gadis agar menjadi menantunya.
2. Lamaran.
Tahap melamar
atau meminang ini sebagai tindak lanjut dari tahap pertama. Proses ini
dilakukan orang tua calon pengantin keluarga sunda dan keluarga dekat.
Hampir mirip dengan yang pertama, bedanya dalam lamaran, orang tua laki-laki
biasanya mendatangi calon besannya dengan membawa makanan atau bingkisan
seadanya, membawa lamareun sebagai simbol pengikat / pameungkeut, bisa
berupa uang, seperangkat pakaian, semacam cincin pertunangan, sirih pinang
komplit dan lainnya, sebagai tali pengikat kepada calon pengantin perempuannya.
Selanjutnya, kedua pihak mulai membicarakan waktu dan hari yang baik untuk
melangsungkan pernikahan.
3.Seserahan
Biasanya 3 –
7 hari sebelum pernikahan. Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot
rumah tangga( lemari, tempat tidur, Kursi , perabot dapur, makanan dan kueh
4. Ngeuyeuk
seureuh
Yang dipimpin
oleh pangeuyeuk biasanya ada acara saweran dan lain lain
5. Membuat
Lungkun.
Dua lembar
sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi satu memanjang. Diikat
dengan benang kanteh. Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila
berlebihan dapat dibagikan kepada saudara dan handai taulan.
6. Upacara Pernikahan
1. Penjemputan calon pengantin pria ,
oleh utusan dari pihak wanita
2. Ngabageakeun, ibu calon
pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bunga melati kepada calon
pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon pengantin wanita
untuk masuk menuju pelaminan.
3. Akad nikah, petugas KUA, para
saksi, pengantin pria sudah berada di tempat nikah. Kedua orang tua menjemput
pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan di sebelah kiri pengantin pria dan
dikerudungi dengan tiung panjang, yang berarti penyatuan dua insan yang masih
murni. Kerudung baru dibuka saat kedua mempelai akan menandatangani surat
nikah.
4. Sungkeman,
5. Wejangan, oleh ayah pengantin wanita
atau keluarganya.
6. Saweran, kedua pengantin
didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer dinyanyikan. Pantun berisi
petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin dipayungi payung
besar diselingi taburan beras kuning atau kunyit ke atas payung.
7. Meuleum harupat, pengantin
wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram pengantin wanita dengan
kendi air. Lantas harupat dipatahkan pengantin pria.
8. Nincak endog (menginjak telur), pengantin pria
menginjak telur sampai pecah. Lantas kakinya dicuci dengan air bunga dan
dilap pengantin wanita.
9. Muka Panto (buka pintu). Diawali mengetuk pintu
tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar
pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk
menuju pelaminan.
10. Belah
duren heheheh yang ini terserah anda ... yayaya.... tapi tunggu tamu undangan bubar ya eheheh
Terimakasih sobat sudah membaca tentang Pernikahan Adat Sunda bila ada kekurangan mohon maap ya .. boleh menambahkannya di kotak komentar