Idul Adha di Dusun Gardu, Pagaden Barat, Subang
Sampurasun ... Rampes .
Blog Mang Yono. Sebagian warga Subang saya mengikuti pelaksanaan salat dan khutbah Iduladha 1435 H/2014 M yang digelar di Tempat tinggal saya,. Lantunan takbir, tahlil, dan tahmid pun bergema dari berbagai arah dengan pengeras suara.
Meskipun ada perbedaan hari Idul Adha bukanlah masalah yang harus diributkan meski juga disayangkan. Masyarakat Islam Indonesia sudah terbiasa hidup dalam perbedaan bahkan antar mereka sendiri.
Mesjid As Salam Dusun Gardu, Bendungan, Pagaden Barat
Seperti di lingkungan saya tepatnya di Dusun Gardu, Desa Bendungan, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, jawa Barat. Sama halnya dengan Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha juga menjadi saat yang dinanti-nanti oleh umat Islam. Idula Adha adalah peringatan sekaligus momentum untuk mempertebal iman dan ketaatan beribadah. Idul Adha, meski dirayakan di hari yang berbeda tak mengurangi maknanya sebagai saat untuk memperkuat kembali silaturahmi dan semangat berbagi.
Laki – laki di dalam mesjid dan untuk perempuan di halaman mesjid
Pelaksanaan shalat Idul Adha di laksanakan di Mesjid As Salam. Dusun Gardu. Karena Jamaah cukup banyak, untuk Laki – laki di dalam mesjid dan untuk perempuan di halaman mesjid.
Diawali dengan sambutan dari ketua DKM As Salam, Kang Apud
Ketua DKM As Salam, Kang Apud
Seperti biasa sebelum melaksanakan Shalat Idul Adha, Wak Haji Johar, mengingatkan tatacara dan bacaan Niat Shalat Idul Adha.
Wak Haji Johar, mengingatkan tatacara dan bacaan Niat Shalat Idul Adha.
“Ushalli sunnatal li'iidil Adha rak'ataini (imamam/makmumam) lillahita'aalaa”
Arti Niat
“Aku niat shalat idul Adha dua rakaat (imam/makmum) karena Allah Ta'ala.”
Tata Cara Shalat Idul Adha.
Shalat Id (Idul Adha) dilakukan 2 rakaat. Prinsipnya sama dengan shalat-shalat yang lain. Namun, ada sedikit perbedaan yaitu dengan ditambahnya takbir pada rakaat yang pertama 7 kali, dan pada rakaat yang kedua tambah 5 kali takbir selain takbiratul intiqal.
“Aku niat shalat idul Adha dua rakaat (imam/makmum) karena Allah Ta'ala.”
Tata Cara Shalat Idul Adha.
Shalat Id (Idul Adha) dilakukan 2 rakaat. Prinsipnya sama dengan shalat-shalat yang lain. Namun, ada sedikit perbedaan yaitu dengan ditambahnya takbir pada rakaat yang pertama 7 kali, dan pada rakaat yang kedua tambah 5 kali takbir selain takbiratul intiqal.
Bacaan Setiap Selesai Takbir
“Subhaanallaah wal hamdulillaahi wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar.”
Setelah memberikan bimbingan shalat Idul adha. Langsung dilanjutkan dengan Shalat Idul Adha. Yang menjadi Imam yaitu Wak Haji Johar.
Khatib oleh bapak Sukman. dan khutbah oleh Wak Haji Mugni. Sementara itu, dalam khutbahnya wak H. Mugni, mengingatkan perlunya keseimbangan kemajuan ilmu pengetahuan dengan kekokohan iman serta ketinggian akhlak. Hal ini agar umat Islam bisa meraih kebahagiaan hakiki sekaligus tampil memimpin kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan baik. Bukan sekadar menjadi penonton, bahkan obyek perbudakan pihak lain.
Menurutnya, kebahagiaan hakiki akan diperoleh ketika manusia memposisikan dan memfungsikan pengabdian secara seimbang antara dunia dengan akhirat. Dunia dan hal keduniawian hanya merupakan jembatan amal menuju kehidapan akhirat.
Mementingkan kehidupan dunia dengan segala kemajuan intelektualnya tanpa diimbangi dengan kualitas moral, akhlak, dan iman hanya mampu menyelesaikan sebagian persoalan hidup, bahkan bisa menimbulkan bencana dan malapetaka baru. Kemajuan iman, ketinggian akhlak, serta kemajuan intelektual dan teknologi harus bergerak bersama-sama dengan seimbang. Seperti diingatkan Allah dalam surat Almujadalah ayat sebelas. Derajat dan keunggulan hidup manusia hanya bisa dicapai ketika iman dan ilmu terintegratif, berkembang bersama dalam kehidupan masnusia itu sendiri.
“Subhaanallaah wal hamdulillaahi wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar.”
Setelah memberikan bimbingan shalat Idul adha. Langsung dilanjutkan dengan Shalat Idul Adha. Yang menjadi Imam yaitu Wak Haji Johar.
Khatib oleh bapak Sukman.
Khatib oleh bapak Sukman. dan khutbah oleh Wak Haji Mugni. Sementara itu, dalam khutbahnya wak H. Mugni, mengingatkan perlunya keseimbangan kemajuan ilmu pengetahuan dengan kekokohan iman serta ketinggian akhlak. Hal ini agar umat Islam bisa meraih kebahagiaan hakiki sekaligus tampil memimpin kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan baik. Bukan sekadar menjadi penonton, bahkan obyek perbudakan pihak lain.
Menurutnya, kebahagiaan hakiki akan diperoleh ketika manusia memposisikan dan memfungsikan pengabdian secara seimbang antara dunia dengan akhirat. Dunia dan hal keduniawian hanya merupakan jembatan amal menuju kehidapan akhirat.
Khutbah oleh Wak Haji Mugni
Mementingkan kehidupan dunia dengan segala kemajuan intelektualnya tanpa diimbangi dengan kualitas moral, akhlak, dan iman hanya mampu menyelesaikan sebagian persoalan hidup, bahkan bisa menimbulkan bencana dan malapetaka baru. Kemajuan iman, ketinggian akhlak, serta kemajuan intelektual dan teknologi harus bergerak bersama-sama dengan seimbang. Seperti diingatkan Allah dalam surat Almujadalah ayat sebelas. Derajat dan keunggulan hidup manusia hanya bisa dicapai ketika iman dan ilmu terintegratif, berkembang bersama dalam kehidupan masnusia itu sendiri.
Idul Adha juga menjadi sarana untuk mengikat kembali kebersamaan. Hal itu sangat terasa ketika masyarakat bahu membahu menyembelih hewan kurban, memotong dan membagikan dagingnya bahkan dilanjutkan dengan acara memasak atau membakar daging secara bersama – sama, kemudian makan siang bersama. Kebersamaan seperti ini akan terlihat jelas di masyarakat desa yang masih kental dengan kehidupan gotong royongnya.
Selesai melaksanakan shalat Idul Adha, khutbah langsung ditutup dengan Ramah – tamah atau bersalam – salaman dengan tertib.
Ramah – tamah atau bersalam – salaman dengan tertib.
Jika di perkotaan hewan kurban dikumpulkan lalu disembelih di rumah pemotongan hewan atau oleh panitia khusus penyembelihan hewan kurban tanpa melibatkan banyak masyarakat sekitar, maka di desa atau kampung adalah hal yang biasa panitia penyembelihan hewan kurban dan masyarakat bersama-sama melakukan semuanya. Penyembelihan hewan kurban dan pemotongannya pun dilakukan di tempat terbuka sehingga bisa disaksikan oleh semua warga.
Di desa penyembelihan hewan kurban biasanya dikoordinir oleh pengurus mushola atau masjid dalam lingkup RT. Oleh karena di desa biasanya ada banyak mushola, maka penyembelihan hewan kurban pun akan dijumpai di banyak lokasi. Warga yang ingin berkurban mendaftarkan diri kepada panitia mushola beberapa hari sebelum Idul Adha. Hewan-hewan kurban itu kemudian akan dikumpulkan saat hari penyembelihan tiba.
Anak-anak menyaksikan penyembelihan hewan kurban. Di desa hal ini sudah lazim terjadi setiap Idul Adha, menonton penyembelihan hewan kurban adalah satu hiburan dan media pendidikan bagi anak - anak. Tak ada kekhawatiran orang tua hal itu akan mendatangkan pengalaman buruk bagi anak-anak.
Selesai sholat Idul Adha warga sudah berdatangan menuju lokasi penyembelihan hewan kurban di tiap Mushola. Tak hanya orang tua, anak-anak juga antusias untuk menontonnya. Di desa adalah hal yang biasa penyembelihan hewan kurban saat Idul Adha menjadi tontonan anak-anak. Orang tua mereka pun tak melarang. Oleh karena itu agak mengejutkan ketika di Jakarta ada yang berpendapat penyembelihan hewan kurban sebaiknya dijauhkan dari anak-anak sekolah karena dikhawatirkan memberi pengalaman yang kurang baik kepada sang anak. Padahal asalkan orang tua dan para pendidik telah berhasil memberikan pemahaman dan pendidikan yang baik pada anak-anak, kekhawatiran tersebut tidak sepantasnya menjadi alasan.
Penyembelihan hewan Kurban di halaman Musholah Albarokah.
Di desa penyembelihan hewan kurban biasa dilakukan di lapangan sekolah atau di kebun kosong di dekat mushola. Tak perlu izin rumit karena orang desa akan dengan senang hati mengizinkan sebagian tanah atau halaman rumahnya untuk kegiatan gotong royong seperti penyembelihan hewan kurban.
Dipimpin oleh seorang ulama atau imam mushola, satu per satu hewan kurban disembelih. Menariknya tak ada ada insiden hewan kabur atau mengamuk sesaat disembelih. Beberapa orang ternyata memiliki kemampuan untuk menjinakkan hewan kurban. Menyaksikan penyembelihan hewan kurban ala masyarakat desa adalah sebuah pengalaman yang mengesankan. Panitia cukup memberikan pengumuman lewat pengeras suara di mushola maka saat itu pula warga akan berdatangan. Mereka ada yang membawa pisau dapur, keranjang hingga minuman dan makanan kecil untuk mereka yang akan menyembelih hewan. Semuanya disiapkan bersam-sama. Panitia hanya mendirikan tenda dan menyiapkan terpal sebagai tempat pemotongan daging.
Untuk penyembelihan hewan kurban kan selain pada hari H salat Id, juga bisa pada tiga hari tasyrik, yaitu tiga hari terlarang bagi umat Islam berpuasa, Betul tidak?.