Konsep wisata sawah makin di buru orang kota
Sampurasun .... Rampes.
MANGYONO.com – Beberapa hari terakhir di situs jejaring sosial Facebook banyak beredar foto-foto penampakan sebuah sawah yang di dalamnya tak hanya ditanami oleh padi tetapi juga penuh dengan ikan. Foto-foto ini mendadak tenar karena merupakan sebuah wujud kemajuan pengelolaan pertanian dan perikanan di tanah air. Sawah tersebut menerapkan pertanian organik hingga bisa digunakan sambil memelihara ikan.
Tapi saya belum bisa memakai sisitim tanaman dengan organik, ya jadinya belum bisa memelihara ikan sambil menanam padi, disamping itu didaerah saya masih banyaknya peternakan bebek, tapi bukan itu aja sih, sawah saya khan sedikit, terus sawah lainnya memakai bahan kimia, tentunya air akan mengalir ke sawah saya dan ikan – ikan pasti mati, jangankan ikan belut saja yang didalam lubang ikut mati juga.
Konsep wisata sawah makin di buru orang kota. Kalau saya dan keluarga gak perlu jau - jauh karena wisatanya ke sawah sendiri hehe
Ya sudah saya masih menerapkan tanaman padi Non organik aja. Yang penting tanaman padi gak beralih pungsi dan tak berkurang juga. Karena ketika lahan pertanian sawah berkurang, ketika petani mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi dan rendahnya harga gabah serta adanya gerakan turun kesawah pada sisi yang lain. Sepertinya belakangan ini sawah memasuki fungsi ekonominya yang baru sebagai komiditas wisata.
Baca juga :
Foto : Padi Disawah
Air Sawah untuk Diminum
Kegiatan Anak Di Hari Libur
Liburan Ke Sawah Wisata Murah Meriah
Sekedar numpang makan - minum di sawah Sawah Wisata Paling Murah di Antara Wisata Lainnya
Istilah – istilah dalam menanam padi di sawah atau nyawah di kabupaten Subang.
Baca juga :
Foto : Padi Disawah
Air Sawah untuk Diminum
Kegiatan Anak Di Hari Libur
Liburan Ke Sawah Wisata Murah Meriah
Sekedar numpang makan - minum di sawah Sawah Wisata Paling Murah di Antara Wisata Lainnya
Istilah – istilah dalam menanam padi di sawah atau nyawah di kabupaten Subang.
Semua tahapan dalam lingkaran sistem pertanian sawah dikemas dan dipasarkan sebagai satu paket wisata yang menjanjikan. Lalu datanglah anak-anak “kota” ke pinggiran kota atau ke pelosok pedesaan untuk berwisata sawah. Anak-anak itu dibiarkan bermain lumpur, membajak sawah menaiki kerbau, menanam padi dengan tangan sendiri dan seterusnya. Kemarin saya melihat ditelevisi lain, beberapa hotel berbintang memasukan lingkungan sawah kedalam tata ruangnya.
Istri saya sedang survey sawah yang mulai menghijau .. hehe. Foto jepretan admin
Buat saya pribadi ini cukup mengelitik sekaligus menggugat kedirian sebagai bangsa sebagai anak negeri agraris yang ikut berkecimpung di dunia pertanian. Apakah benar sudah sedemikian berjaraknya kita dengan hamparan sawah dan segala hal ihwal didalamnya. Atau jangan-jangan kita memang sengaja menjauh, lalu mendekat kembali dan memandangnya dengan asing, terkagum-kagum sebagaimana dirasakan turis mancanegara itu. Kemudian pergi dengan membawa segala kesan, segala rindu untuk kembali datang berkunjung ke sawah di desa di lain kesempatan dan lain waktu.