Indahnya Mancing (ngurek ) belut di sawah
Sampurasun ... Rampes.
MANGYONO.com – Kalau pergi ke sawah saya suka teringat dengan Mancing (ngurek ) belut di sawah
Ya, sudah ini tulisan sebagai pengingat dan mengenang waktu saya ngurek belut di sawah. Ngurek belut yaitu salah satu tehnik memburu atau menangkap belut dipesawahan selain dengan cara mengobor, menyetrum, atau menebar bubu ( posong ). Cara ini mungkin cara untuk melatih kesabaran, selain tidak instan, tapi sekaligus paling simple, karena kegiatan ini dilakukan dengan santai ketika kita mempunyai waktu luang disore hari.
Alat yang harus dipersiapkan tentu saja sebuah urek, yaitu kail yang sudah diikat dengan seutas tali rapia yang di rara atau nylon sebagai pegangan, sipakan juga umpan terlebih dahulu berupa anak katak, cucunya juga boleh ... Hahaha yang masih kecil. Nah, setelah itu kita siap melakukan petualanga.
FOTO : Anak katak atau cucu katak yang masih kecil untuk umpan ngurek belut. Baca juga postingan saya sebelumnya Ngurek belut
Ngurek itu sebaiknya dilakukan bersama teman agar ada teman ngobrol, sekalian bisa selfie alias jepret Foto langsung unggah di media sosial ... Hahaha. Tapi kalau ingin sendiri juga tidak apa, cuman gak ada yang memfoto aja .. Hehe.
Yuk, kita lanjutkan petualangannya ... Ngureklah di Sawah yang baru ditanam padi sekitar 1- 2 bulan, karena pada masa periode itu liang / lubang belut baru muncul dan padinya juga pas untuk ngurek.
FOTO : Tanaman padi umur 4 minggu ( 1 bulan ). Jepretan admin di sawah bakan bandung.
Jangan berjalan dipematang sawah dengan terburu-buru dan perhatikan pematang sawahnya, apabila pematang sawah lembek, jangan di injak ya, apalagi membongkar pematang sawah akibat jengkel belutnya gak dapet. Ini pernah saya alami dulu, akibat belutnya gak dapet tuh pematang sawahnya saya gali (keduk), eh yang punya sawah lihat dan terjadilah kejar – kejaran, untungnya saya punya jurus langkah seribu ... Hehehe. Eh, kejadian ini sekarang saya alami, tapi sekarang saya malah jadi juragan sawahnya dan sering ngejar ke area sawah, tukang ngurek belut yang merusak pematang sawah dan lari terbirit - birit ngapruk ke sawah ... Hahaha.
Ok, kita lanjutkan.. Setelah sampai di sawah, berjalanlah dengan perlahan dan fokus hanya pada satu bilah (kiri atau kanan) pinggiran sawah dalam mencari liang belut. Biasanya pada permukaan sawah yang lebih rendah lebih banyak liang belut.
Jangan tertipu oleh liang keuyeup (kepiting sawah/yuyu) ataupun liang ular. Untuk membedakan antara liang belut dengan liang kepiting ataupun dengan liang-liang lainya, dibutuhkan jam terbang dan pengalaman yang tinggi, dengan sendirinya skill dan felling anda akan terasah seiring banyaknya pengalaman anda mengurek. Namun jangan kuatir, anda tidak perlu daftar kuliah ke UNSUB untuk mempelajari itu .... Hahaha
FOTO : Liang / lubang belut di sawah, diantara rumpun padi.
Liang belut biasanya lebih bagus dan lebih bulat (walau tidak sempurna) ketimbang liang keyep. Posisinya biasanya berada agak sedikit ketengah alias tidak menempel pada galengan / pematang. Tapi tidak sedikit juga yang berada pada galengan, bedakan saja menurut felling anda.
Nah, untuk memastikan liang belut, biasanya saya suka mengorek lubang tersebut menggunakan jari, kalau licin berarti itu liang belut, kalau itu liang ular kadut atau keuyeup ( kepiting /yuyu ) tunggu aja gigitannya dari penghuni liang tersebut... hahaha.
FOTO : Memastikan liang/lubang belut dengan di colok menggunakan jari. Kalau licin berarti itu liang belut. Kalau itu liang ular kadut atau keuyeup, tunggu aja gigitannya ... Haha ( jangan ditiru, adegan ini berbahaya, perlu latihan khusus.... )
Baca juga :
Ngurek belut
Indahnya Mancing (ngurek ) belut di sawah
Memancing ikan Wader (Beunteur, Paray bahasa Sunda)
Cara memancing Ikan Lele Dumbo
Asyiknya Memancing Ikan Gabus di Sawah