Mang Yono pergi kesawah
Mang Yono pergi kesawah
Assalamu'alaikum..... Sampurasun.... Rampes... Yah… sekilas judul cerita yang kubuat ini memang menyerupai kata-kata yang sering dipakai pada pertunjukan topeng monyet. Hi… hi… topeng monyet seperti ini lho :“ Monyet pergi ke pasar!” Tapi lain halnya dengan sekarang. Lalu bersiaplah kalian untuk membaca ceritaku. Siap!!!??!! Enter!.
Saya mengelilingihamparan padi yang sebentar lagi siap untuk di panen. Rasanya seneng campur tidak percaya, saya punya sawah sendiri. Yach, meskipun tak seluas yang dimiliki orang lain, tapi kami sangat bersyukur bisa memilikinya dari hasil keringat kami dengan cara menyisipkan dari gaji per bulan dari mulai berumah tangga. Bukan milik saya atau milik isti saya, tapi milik kami berdua heheheh..
Alhamdulillah,
meskipun kanan kiri kami banyak yang kena hama wereng, padi kami aman-aman saja.
Karena saya sering bertanya ke kakek Google hehehe... Semoga, aman sampai panen
nanti. Amiin
Ternyata udara
di sawah sejuk juga yah... sambil istirahat saya teringat cerita bijak ini
Ada kakak beradik, setiap harinya cuma makan
& bermalas-malasan. Sang ayah sering menasehati mereka : menjadi
orang harus tahan menghadapi kesulitan, harus tekun bekerja, dengan bekerja
rajin baru dapat memperoleh hasil yang bagus. Kakak beradik itu hanya mendengarkan
sambil lalu, mulut mengiyakan, tetapi kenyataannya masih juga malas, tidak
membajak sawah & memotong kayu bakar. Sang ayah sangat kecewa
terhadap mereka.
Akhirnya
sang ayah menderita penyakit parah, sebelum meninggal memanggil kedua anaknya,
berkata: saya seumur hidup tidak kaya & tidak bisa meminggalkan harta
benda berharga kepada kalian, akan tetapi di halaman belakang rumah, saya
memendam beberapa ratus uang perak, saya pendam sedalam bibit padi, setelah
saya meninggal galilah.
Setelah sang
ayah meninggal Wang kakak dan adik menjalankan amanat sang ayah, mulailah
menggali. Mereka dengan sepenuh tenaga menggali. Akan tetapi walaupun semuanya
telah digali, satu uang perak pun belum juga mereka temukan.
Karena tidak
menemukan uang perak, maka mereka berdua merasa kecewa dan marah,
merasa sia-sia telah menggali sawah. Mereka berpikir tanah telah mereka bajak,
tidak dipergunakan juga sayang, akhirnya ditanami padi-padian.
Karena tanah
telah dibajak menjadi sangat gembur, maka padinya tumbuh subur. Pada saat panen
pun, hasil yang di dapatkan lebih banyak daripada tahun lalu, uang yang didapat
pun otomatis lebih banyak. Setelah peristiwa ini kakak-beradik tadi barulah
sadar & memahami wasiat yang diberikan oleh mediang ayahnya.
Semenjak itu,kakak
dan adiknya tidak lagi bermalas-malasan, tekun bekerja. Setiap tahun memanen,
ibarat menggali uang perak di sawah.
Hari sudah
mulai sore siap siap pulang sambil nyabutin rumput yang mengganggu tanaman padi
tapi rumputnya aet bukan rumput tapi Genjer ada juga yang di bawa pulang buat
dimasak besok buat bikin lotek genjer.... uuh nyami....walau