Sawah di empat Desa di Pagaden Barat dilarang Nyawah
Assalamu'alaikum..... Sampurasun.... Rampes..
Sawah di daerah mamang sebagian tidak boleh di tanam padi dan tanaman lainnya, karena ada pengerukan situ / danau kukulu atau tepatnya danau cijambe yang makin dangkal dan mengkerut bagaikan nenek – nenek yang kedinginan... heheh.
Tentunya sobat sudah pada tahu tentang danau, danau adalah suatu cekungan pada permukaan bumi yang berisi air. Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau pembangkit listrik tenaga air, sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan air bagi makhluk hidup sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan erosi.
Situ
Cijambe seluas 15 hektare yang berada di Pintu Seng, Kampung Kukulu, Desa
Balingbing, Kecamatan Pagaden Barat, sudah mengalami pendangkalan dan
penyempitan oleh lahan-lahan pesawahan milik warga, malahan sudah diperjual
belikan ... hehehe.
Jurig Cai lagi narsis dulu
Situ cijambe ini sudah ada pada zaman kolonial belanda ... katanya sob,
soalnya mamang ndak ikutan waktu jaman itu heheeh...
Para petani di 4 desa lainnya menginginkan agar situ tersebut di keruk dan perluasan karena lebarnya sekarang makin menyempit dan tidak mampu untuk memenuhi pengairan di 4 desa tersebut, dan sekarang terlaksana pengerukan situ Cijambe , kira kira sudah berlangsung 2 bulanan dengan pengerukan menggunakan alat berat, ndak pakai cangkul, kalau pakai cangkul kapan kelarnya sooob hehehe...
Pasokan air ke pesawahan di 4 Desa, yakni Desa Bendungan, Mekarwangi, Margahayu dan Munjul termasuk di sawah mamang hehehe, sudah semakin sedikit dan seuprit. Sementara, pesawahan di empat Desa itu mengandalkan suply air dari situ tersebut. Tapi untungnya mamang sawahnya ada yang dialiri air dari irigasi yang berbeda jadi tetep bisa nyawah 3 kali dalam setahun... keren kan ehheeh, dengan dikeruknya situ ini ada juga sawah mamang yang gagal tidak nyawah, padahal benih padi sudah di semai di pabinihan atau pawinian kata orang sunda mah hehe, eh tahu – tahu ada kabau pengerukan dan perbaikan sasak atau pintu di Situ Cijambe, jadi gagal deh itu semaian terbengkalai dan mati mengering.
Pasokan dan persedian airnya sekarang jadi berkurang, sehingga demi kepentingan umum dan hajat hidup orang banyak maka sudah selayaknya situ itu, kembali di normalkan lagi. Agar kebutuhan air para petani, bisa kembali terpenuhi dan Situ Cijambe normal kembali, sebab sudah puluhan tahun tidak pernah dipelihara dan dijaga, sehingga para penggarap yang ada dilahan Situ itu, sudah tidak merasa lagi, bahwa lahan yang mereka garap bukan lahan milik pribadi, padahal jelas-jelas lahan itu lahan tanah negara, yang berada dibawah pengawasan PJT II.
Warga juga berharap agar penggarap di area situ tersebut rela untuk dinormalisasi kembali, boleh lah dengan adanya ganti rugi kepada penggarap meskipun itu tanah negara hehehe. Demi kepentingan hajat hidup orang banyak, saya yakin jika mereka sadar dan rela, akan menjadi amal ibadah kelak dikemudian hari... Amiin..... .
Mang Sartim yang berprofesi sebagai Jurig Cai atau Ulu-ulu mengatakan kepada MangYonoNews... “ situ itu sudah perlu dinormalkan lagi, sehingga daya tampung airnya besar, sehingga pasokan dan persediaan air untuk para petani memadai, dan tidak perlu bergiliran, seperti sekarang ini, kan kasihan tuh digilir – gilir, memangnya cewek apaan heheh” dan dia ternyata bekerja jadi Jurig Cai sudah 11 tahun, jadi tahu persis kondisi situ ini, memang sudah berpuluh-puluh tahun tidak pernah dipelihara dan dijaga kelestariannya, coba lihat saja, lumpurnya sudah dangkal, lahannya semakin sempit, hingga kemampuan untuk menampung air, semakin sedikit kata mang Sartim sang Jurig Cai menuturkan heheh...
Dengan dikeruknya Situ Cijambe serta di perluas dari keadaan sekarang, mudah – mudahan, mamang nyawah di daerah yang dipasok dari situ ini bisa nyawah 3 kali, minimal dua kali lah, jangan seperti saat ini nyawah duakali saja airnya harus dilakukan bergiliran, seperti pemadaman listrik saja hehehe...
Semoga maju dan sejahtra untuk para petani di area Situ Cijambe, denger - denger malahan ada perusahaan asing dari negara seberang yang mau melakukan nyawah di daerah Subang, luasnya sekitar 5000 hektare... Mudah – mudahan terlaksana ya... tentunya harga padi makin setabil dan tidak perlu import beras lagi... betul tidak?...