Tukar Rantang tradisi unik menjelang Lebaran di Subang
Sampurasun .... Rampes ....
Blog Mang Yono. Tiap - tiap daerah memiliki keunikan sendiri dalam menyambut lebaran, seperti di Kecamatan Pagaden Barat, kabupaten Subang terdapat tradisi tukar rantang atau biasa disebut dengan NGANTEURAN. Tradisi ini biasa dilakukan 1 atau 2 hari sebelum lebaran.
Tradisi yang sudah turun temurun ini sangat dinanti warga sekitar, termasuk saya juga yang tinggal di Kampung Gardu, Desa Bendungan, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Indonesia heheh, yang melakukan tradisi tukar rantang pada hari Minggu tanggal 27 Juli 2014. tukar rantang yaitu saling tukar makanan atau masakan yang disimpan, dimasukan atau memakai wadah rantang susun, Tradisi ini sudah turun temurun dari nenek moyang daerah sini, mungkin ini merupakan tradisi Kabupaten Subang ya?. Mungkin didaerah lain tradisi ini sudah tidak ada lagi atau hilang bahkan mungkin tidak pernah ada hehehe.
Silahkan baca juga : Tukar rantang Tradisi menjelang Lebaran di Subang
Pagi – pagi sekali para ibu – ibu sudah mulai memasak rendang, lodeh dan pelengkap lainnya dari mulai membuat bumbu, mengolah masakan sampai memasukan masakan ke rantang - rantang tukar rantang ke kerabat. Seperti terlihat di poto ini istri saya dan saya sibuk membuat bumbu, ini pembuatan bumbu dilakukan dengan manual yaitu mengiris sampai menulek bumbu tidak dilakukan dengan mesin, katanya cara ini paling siip dan mempunyai keunikan sendiri hehehe.
Untuk masakan rendang keluarga saya memilih 2 macam daging yaitu daging ayam kampung 3 Kg dan daging sapi 3 Kg, meskipun harga daging agak mahal, ya gak apa lah ini kan dilakukan setahun sekali hehehe.
Untuk memasak daging ayam dan daging sapi pun dilakukan dengan dua model memasak, kalau daging ayam memasaknya menggunakan tungku kayu sedangkan daging sapi memasaknya menggunakan kompor Gas dan menggunakan panci pelunak daging dan tulang ( Panci Presto) hehehe. Tentunya tempatnya juga berbeda yang satu diluar yang satulagi didapur hehehe.
Memasak rendang daging sapi pakai kompor gas |
Dan pembagian tugas pun dilakukan, istri saya memasak diluar dibantu Gugum anak saya yang sulung, sedangkan saya kebagian masak daging sapi di dapur, sambil momong Gigin ( 2 Tahun ) anak saya yang kecil. Untuk tugas saya sih agak gampang – gampang susah hehehe, gampangnya tinggal nyalakan kompor memberi bumbu pada daging sapi dan tunggu deh sampai sirine berbunyi heheheh. Nah, untuk susahnya saya masak sambil momong Gigin yang tidak bisa diam, walau anteng dengan chanel tv yang dia gonta ganti, harus diliahtin juga kalau meleng sedikit dan ada air didekatnya, pasti dah remot tv nyelem ke dalam air hehehe.
Memasak rendang daging sapi pakai panci presto |
Dalam tradisi tukar rantang ini ada kebiasaan yang perlu diketahui dan ada perbedaan antara memberi kepada kerabat dan tetangga. Yaitu tukar rantang kepada kerabat yang umurnya lebih tua, tukar rantang berisi lengkap seperti nasi, Rendang, opor, sayur lodeh dan lain - lain.
Sedangkan hantaran ke tetangga, rantang isinya lebih sederhana, yaitu nasi lengkap lauk pauknya, ini dilakukan istrisaya sambil membawa anak saya “Gigin “ hehehe.
Kebiasaan orang yang diberi hantaran rantang akan membalas hantaran pada hari yang sama atau hari berikutnya. Tentu saja isinya sama, nasi lengkap dengan lauk-pauk. Tradisi tukar rantang harus selalu dilestarikan karena selain bersedekah makanan, tradisi ini untuk memperetat tali silaturrahim antar kerabat dan tentangga.
Dalam tradisi tukar rantang ini ada keunikan, yaitu adanya amplop yang berisi uang yang disisipkan atau diberikan langsung kepada si anak pengirim rantang. Termasuk anak saya Gugum dan Gigin yang melakukan tradisi tukar rantang pada hari Minggu, satu hari menjelang lebaran, kerabat dan saudara saya memang agak jauh, bahkan ada yang di luar kecamatan, yaitu di Desa Sindang Sari, Kecamatan Cikaum, tapi masih satu Kabupaten hehehe. Gugum melakukan tukar rantang ke kerabat yang jauh sedangkan Gigin dan mamahnya melakukan tukar rantang ke kerabat atau tetangga yang dekat.
Untuk isi amplop beragam, mulai dari Rp 10.000 sampai dengan Rp 50.000 atau pun Rp 100.000, tergantung pada kemampuan dan keikhlasan si pemberi. Setelah melakukan tukar rantang si anak biasanya berkumpul dan masing – masing menghitung jumlah uang yang didapat pada tukar rantang dengan senang.
Silahkan baca juga : Tradisi Tukar Rantang Keluarga mamang di Subang
Sedangkan hantaran ke tetangga, rantang isinya lebih sederhana, yaitu nasi lengkap lauk pauknya, ini dilakukan istrisaya sambil membawa anak saya “Gigin “ hehehe.
Kebiasaan orang yang diberi hantaran rantang akan membalas hantaran pada hari yang sama atau hari berikutnya. Tentu saja isinya sama, nasi lengkap dengan lauk-pauk. Tradisi tukar rantang harus selalu dilestarikan karena selain bersedekah makanan, tradisi ini untuk memperetat tali silaturrahim antar kerabat dan tentangga.
Dalam tradisi tukar rantang ini ada keunikan, yaitu adanya amplop yang berisi uang yang disisipkan atau diberikan langsung kepada si anak pengirim rantang. Termasuk anak saya Gugum dan Gigin yang melakukan tradisi tukar rantang pada hari Minggu, satu hari menjelang lebaran, kerabat dan saudara saya memang agak jauh, bahkan ada yang di luar kecamatan, yaitu di Desa Sindang Sari, Kecamatan Cikaum, tapi masih satu Kabupaten hehehe. Gugum melakukan tukar rantang ke kerabat yang jauh sedangkan Gigin dan mamahnya melakukan tukar rantang ke kerabat atau tetangga yang dekat.
Untuk isi amplop beragam, mulai dari Rp 10.000 sampai dengan Rp 50.000 atau pun Rp 100.000, tergantung pada kemampuan dan keikhlasan si pemberi. Setelah melakukan tukar rantang si anak biasanya berkumpul dan masing – masing menghitung jumlah uang yang didapat pada tukar rantang dengan senang.
Silahkan baca juga : Tradisi Tukar Rantang Keluarga mamang di Subang