Saya suka lalapan, kalau kamu?.
Sampurasun ... Rampes.
MANGYONO.com - Lalab istilah sundanya adalah sayuran jenis khusus yang biasa dimakan tanpa harus di masak dulu , dari jenis tanaman yang bernama daun poh-pohan , saladah (seladah) , kacang panjang,tespong dan berbagai jenis daun-daun segar lainnya yang biasa disebutkan sebagai bahan lalapan temannya nasi ketika “dipasangkan” dengan menghadirkan menu makanan yang bernama sambal.
Bila kita berkunjung ke Rumah-rumah Makan khas Rumah Makan Sunda , yang bernama “Lalab” akan segera kita temui di meja-meja makan yang telah di sett oleh pemilik Restoran sebagai bagian menu yang wajib di hadirkan dalam meja saji .
Istri saya sedang ngundeur memetik lalapan di ladang.
Mungkin karena karakter orang pasundan tersebut , sangat doyan sekali makan nasi berikut lalaban Khas yang biasa di lakukannya turun temurun ketika makan dengan menghadirkan sambal dan temannya sambal (Lalab) yang “dicoelkan” ke-Sambal yang telah di buat ketika akan makan nasi saat bersantap.
Baca juga:
Lalapan mentah dan lalapan matang
Kobak / Lobak lalapan kesukaan saya.
Tumbuhan yang bisa dijadikan lalapan mentah
Lalapan Oplosan daun Jambu mete dan daun / bunga pepaya
Gunda adalah gulma disawah yang bisa dikonsumsi utuk pecel atau lalapan mentah.
Gerak laju zaman terus mencari bentuk , atas semua kiprah warga pasundan di atas meja-meja dan berbagai hidangannya kini ada angin segar untuk melahirkan petani yang bertani khusus menanam lalapan.
Kadang saya suka mikir, kalau pas sedang bisa mikir, apa gak sebaiknya saya menanam khusus untuk menanam berbagai jenis lalapan yang nantinya di jual ke berbagai pasar di seantero pasar induk. Tap saya khan kerja di Luar kota, kalau pun ada di Kampung Cuma hari libur saja, itupun kalau uang dikantong memungkinkan untuk ongkos pulang kampung ... Hehehe. Atau istilahnya saya menanam lalapan seadanya saja hanya bila tanggal merah (liburan) saja , mungkin cukup lah buat lalapan sekeluarga, belum bisa dijual kepasaran karena jumlahnya masih sedikit. Saya menanam sendiri lalaban ini di ladang sendiri. Saya bahkan sudah sering menceritakan tentang ladang dipinggiran sawah.
Berikut ini ada cerita Teman saya
Saya dari kecil hingga dewasa tidak suka makan sayur atau lalapan maklum saya bukan orang sunda. Untuk makan di warung dengan lauk yang berupa rendang. Akan tetapi, ketika saya pertama kali bekerja dan berada di proyek, ternyata lauk yang pada waktu kuliah termasuk lauk yang uenak-uenak rupanya bertahan sekitar tiga atau empat bulanan. Mencium aromanya saja telah membuat perut kenyang. Mulailah saya bergerilya mencari makanan di luar proyek. Sejak itulah saya ketahui bahwa sayuran, khususnya lalaban, merupakan lauk yang membangkitkan napsu makan.
Di depan kantor saya ada warung sunda tempat para supir makan siang. Kebetulan si Ibu warung pintar membuat sambal terasi. Saya setiap makan siang hanya makan lalab dan nasi, hingga (kadang-kadang) tambah dua. Karena harganya murah, saya terpaksa makan ayam goreng sebagai cuci mulut biar bayarannya seperti makan standard. Hehehe . . . .
Kalau sedang tidak ada napsu makan, saya selalu berusaha untuk makan malam di langganan saya. Saya cuma memesan lalaban dan ikan asin. Kebetulan yang melayani saya itu pelayan baru, mungkin dia iseng atau apa, dia tanya, “Cuma ini Pak”? Langsung saya jawab, “Ya, saya jauh-jauh datang dari Kramat hanya untuk mencari ini.” Dia pun terdiam.