Harga Elpiji melambung, kita kembali ke kayu bakar .. Oke.
Sampurasun ... Rampes.
MANGYONO.com – Menurut saya ada beberapa alternative bahan bakar untuk memasak. Diantaranya minyak tanah, sekam padi, elpiji serta arang dan kayu bakar. Diantara ketiga jenis bahan bakar tersebut, dua diantaranya merupakan produk keluaran Pertamina.
Negara kita salah satu negara pengekspor gas di dunia. Kalau boleh berharap sama pemerintah, janganlah semua kebutuhan utama itu dinaikkan secara berdekatan. Habis BBM, LPG, sebentar lagi Listrik. Kasihanilah masyarakat ini. Mudah-mudahan ada pembuat keputusan di negeri ini yang mendengar ratapan anak tire. Eh, rakyat... Hehe
FOTO : Hawu menggunakan kayu bakar. Harga Elpiji melambung, kita kembali ke kayu bakar .. Oke.
Ini mah malah makin hebat saja prestasi pemerintah kita sekarang ini. Dulu, katanya minyak tanah itu pemborosan negara, duit habis hanya untuk subsidi minyak tanah. Lalu setelah itu, kami rakyat jelata dipaksa dan digiring untuk pindah ke bahan bakar gas. Kemudian setelah pindah, stoknya dibikin susah dan langka.
Saya masih ingat waktu itu Nenek saya tidak berani untuk pindah ke gas lantaran takut meleduk. Dan benar saja, tidak berapa lama elpiji didistribusikan, tabung gas tersebut seringkali memakan korban. Kemudian melekat erat menjadi julukan untuk elpiji 3Kg ini dengan mengalahkan saingan lainnya yang berbahan petasan, nuklir atau kimia ... Hehe. Baca Petasan Dan Bulan Ramadhan
Begitu mengetahui harga gas Elpiji 12 Kg naik Istri saya dan Nenek saya membatalkan rencananya untuk membeli gas. Tetangga juga mulai memperbaiki tungku pembakaran (hawu bahasa sunda) yang beberapa tahun lalu sudah ditinggalkan. Baca Masak dengan kayu bakar
“Kalau begini ceritanya kan lebih hemat menggunakan kayu bakar daripada Elpiji. Dulu pun saya memasak dengan kayu bakar, Pemerintah aja yang paksa kami masak dengan gas,” Kata para tetangga ...
Bagi warga yang tinggal di Kampung, stok kayu bakar sangat berlimpah disana. Sumber kayu bakar itu berasal dari sisa peremajaan dan pemangkasan pohon. Kelihatannya, mereka sudah kapok menggunakan Elpiji yang harganya terus melonjak. Mereka merasa Pemerintah tidak konsisten dengan program konversi minyak tanah ke gas. Lagi pula, rasa nasi yang ditanak dengan kayu bakar lebih gurih – gurih nyoy dibandingkan dengan Elpiji. Kemudian, baranya bisa mereka gunakan untuk “Siduru” menghangatkan badan ditengah suhu udara perkampungan yang dingin.
“Dengan beralih ke kayu bakar, sebenarnya bisa menghemat uang Rp. 200 ribu per bulan. Lumayan, bisa beli pulsa Internet untuk ngeblog hehehe,”