Menghangatkan badan depan tungku hawu
Sampurasun ... Rampes.
MANGYONO.com – Ada banyak cara untuk menjadikan keadaan menjadi lebih nyaman. Seperti pada keadaan cuaca yang terlalu dingin pasti ada keadaan yang tidak nyaman. Dulu, waktu saya masih kecil dan tinggal di desa ... Eh, sekarang juga masih tinggal di desa hehehe... atau belasan tahun lalu, dingin lebih mudah ditangani dengan berbagai cara. Ada istilah “Siduru hareupun hawu”. “ Siduru ” kurang lebih artinya menghangatkan badan, hareupeun itu artinya di depan, dan hawu itu tungku, perapian untuk memasak sehari-hari bagi warga kampung jaman dulu, hawu itu ada yang dibuat dari tumpukan batu bata yang disusun rapi untuk menopang perabotan dengan lubang bahan bakar yang lebar, cukup untuk diisi potongan besar kayu bakar. Begitu, kalau dingin seperti ini, dapur, pawon, jadi tempat yang begitu nyaman untuk “Siduru hareupun hawu” menghangatkan badan.
Biasanya sambil “Siduru hareupun hawu”, ada bubuy hui atau sampeu yang bisa ditunggu ketika sedang menghangatkan badan. Bubuy itu semacam menanam ubi (hui) atau singkong (sampeu) ke dalam bara api, sisa kayu bakar yang ada di dasar tungku (hawu), ubi atau singkong di “susupkeun” ditanam begitu saja ke dalam bara.Sepuluh atau lima belas menit kemudian, bubuy hui atau sampeu tadi sudah bisa dinikmati. Setelah diambil dari sisa bara, bubuy dikupas, dimakan selagi masih hangat, badan hangat, perut juga hangat dan kenyang.... Sedaaaap ... hehehe.
Siduru hareupun hawu ngopi bubuy hui atawa sampeu, jeung ci enteh haneut. Menghangatkan badan depan tungku hawu sambil makan kudapan ubi kelapa atau singkong, dan air teh hangat.
Oh ya, sambil makan bubuy hui atau sampeu ada juga “cai enteh haneut”, ada air teh hangat. Biasanya diminum tanpa ditambah gula. Cai enteh itu tetap terjaga hangat karena memang selalu disimpan di atas tungku, sisa bara itu menjadi begitu berguna, keur ngabubuy hui, jeung sampeu, cai enteh oge jadi haneut wae.... Sadaaaap ... heheh.
Siduru hareupen hawu, ngopi bubuy hui atawa sampeu, jeung ci enteh haneut. Ngopi itu bukan minum kopi, itu sebutan bagi orang sunda yang artinya ngopi artinya dengan menikmati kudapan ringan pengganjal perut.
FOTO : Hawu modern saya ini terbuat dari semen tahan api, nah untuk tungku hawu dari susunan batanya ada sebelah kiri, tapi gak ke Foto... Nanti deh lain waktu akan saya foto ... Hehhe.
Membayangkan itu, rasanya seperti ingin merasakan kembali ketika bagaimana hangat menjadi begitu nyaman dan menyenangkan....
“Oh ... masa lalu .... Siduru hareupun hawu ngopi bubuy hui atawa sampeu, jeung ci enteh haneut. “
Membayangkan itu, saya juga jadi membayangkan kehangatan yang bisa dibuat dari itu. Sekarang mungkin sudah jarang meskipun ada tapi Cuma segelintir orang aja, nah kalau saya masih suka “ Siduru hareupun hawu ngopi bubuy hui atawa sampeu, jeung ci enteh haneut “ .
Sekarang Hawu jadi barang langka di kampung saya, tapi saya masih menggunakanya. Kalau tetangga sih sudah pada pakai kompor gas, katanya memasak jadi lebih cepat dan ringkas. Tapi, mana mungkin ada istilah siduru harepeun kompor gas, lagipula, kalaupun ada, mau di mana hui dan sampeu itu dibubuy, mau di mana cai enteh itu disimpan agar tetap hangat..... Ya sudahlah yang penting saya masih bisa “ Siduru hareupun hawu ngopi bubuy hui atawa sampeu, jeung ci enteh haneut “
FOTO : Tungku sebelah kiri terbuat dari tumpukan batu bata, Tungku sebelah kanan tungku modern yang terbuat dari semen tahan api. Foto hawu/tungku di dapur admin.
Sekarang Hawu jadi barang langka di kampung saya, tapi saya masih menggunakanya. Kalau tetangga sih sudah pada pakai kompor gas, katanya memasak jadi lebih cepat dan ringkas. Tapi, mana mungkin ada istilah siduru harepeun kompor gas, lagipula, kalaupun ada, mau di mana hui dan sampeu itu dibubuy, mau di mana cai enteh itu disimpan agar tetap hangat..... Ya sudahlah yang penting saya masih bisa “ Siduru hareupun hawu ngopi bubuy hui atawa sampeu, jeung ci enteh haneut “