Kakeku yang menyekolahkanku. Terimakasih Kakek.
Sampurasun ... Rampes.
MANGYONO.com - “MERDEKA ATAU MATI!!” Terdengar terakan dari para pahlawan Indonesia ketika memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Dari semua golongan dan suku, agama, tanpa membeda-bedakan pangkat dan tahta semua bersatu demi mewujudkan kemerdekaan. Tak hanya seruan tersebut yang terdengar, tapi juga bunyi senjata dan bunyi bom-bom dari tentara sekutu.
“DUARR!!..... DUARR!!.... DUARR!!.... DUARR!!” Bunyi tembakan kembali terdengar jauh disana. Entah itu sudah bunyi tembakan yang ke berapa kalinya, dan sudah berapa banyak pahlawan kita yang mati akibat tembakan-tembakan yang membabi buta penjajah, namun itu semua tak membuat rakyat Indonesia gentar, mereka tetap berjuang sampai titik darah penghabisan... “MERDEKA ATAU MATI!!”
Hingga pada akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno membacakan Proklamasi kemerdekaan Indonesia.
P R O K L A M A S IKami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakandengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen '05Atas nama bangsa Indonesia.Soekarno/Hatta.
Begitulah isi proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno. Yang akhirnya di setiap tahun tanggal 17 Agustus diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia.
*******
“Kek, Kakek bangun sudah siang... Kakek!” aku membangunkan kakekku yang tertidur pulas setelah mendengar siaran memperingati hari Kemerdekaan yang jatuh hari ini melalui radio butut yang sudah bertahun-tahun memberi hiburan keluargaku.....
Kakek menggeliat, dia bangun, lalu menatapku.......
Aku tinggal bersama Kakek dan Nenek di rumah tua. Aku sekolah dari SD sampai sekolah STM dibiayai oleh kakek dan nenek... Meskipun kakek tak ada biaya ... tapi dengan sekuat tenaga dia menyekolahkan ku, untuk menunjang sekolahku, aku sering membantu Guru di bengkel sekolah sedangkan kakek kadang-kadang menjadi tukang bangunan di kampung, bahkan suka ikut pemborong untuk memasang batu di Karawang, bekasi atau di tempat lain. Sempat aku berpikir kasihan juga kakek, di usianya yang sudah begitu tua dia masih terlihat kuat.
Kadang - kadang kalau tidak ada pekerjaan pemasangan batu / tukang tembok kakek aku ini membuat anyaman bambu juga... entah itu hihid, aseupan... pokonya berbagai anyaman bambu kakek aku ini bisa...
Kakek aku pembuat anyaman bambu.
Kakek yang lahir sebelum Indonesia merdeka, tahun kelahiran kakek 1938, jadi pada saat Hari kemerdekaan Indonesia kakek saya ini umurnya sekitar 7 Tahunan. Aku cucu laki-laki yang paling besar dan aku berharap bisa menjadi yang terbaik buat kakek suatu saat nanti. Aku tidak menyalahkan kedua orang tua ku karena aku tidak disekolahkan. Semoga saja kedua orang tuaku tenang dialam sana.
Kakek
aku ini tidak bisa baca tulis, tapi kalau soal hitung menghitung kakek
aku ini jagonya, aku juga kalah ... #Nilai Matematika dan RAB saya sih mendingan ... Hehhee. Waktu masih muda kakek aku ini
selain menjadi TNI... Ups, TANI ... Hehhe... Usaha sampingannya yaitu
jual beli bambu di daerah muara pantai Subang... Dulu transportasi untuk
mengangkut bambu dari Kampung kakek ke daerah muara menggunakan jalur
air, yaitu menyusuri sungai Ciasem dan bambunya di susun dibuat GETEK,
bambu - bambu ini bisa dinaiki 3 sampai 4 orang ... bahkan... katanya
waktu membawa bambu / getek sering melihat buaya yang sedang berjemur di
pinggir sungai...
Ini KTP Kakek aku.
Dari
semasa sekolah sampai sekarang dah kerja... Aku gak merasa minder dengan keadaan
kakek aku seperti dan pekerjaan begin... Cita - cita aku ingin
membahagiakan kakek dan nenek... dan mudah - mudahan aku bisa
memberangkatkan kakek ke Tanah Suci "HAJI"... Amiin
Tulisan ini sudah sejak aku di sekolah STM... Tulisannya di halaman 45 - 46 buku diary ku, yang ditulis pada tanggal 17 Agustus 1996, waktu itu aku duduk di kelas 3 Bangunan Gedung, STMN Purwakarta ... Aku adalah YONO... yang sekarang mendapat gelar MANG... Jadinya Mang Yono....Hehehe.