Masakan menggunakan kayu bakar itu lebih enak.
Sampurasun ... Rampes.
MANGYONO.com - Untuk memasak, tentu saja diperlukan bahan bakar supaya dapat mematangkan bahan masakan dan bumbu-bumbu yang dipergunakan. Kecuali kalau hanya menyediakan jenis masakan mentah atau lalapan.
Jenis yang dapat digunakan bisa berupa bahan bakar minyak seperti minyak tanah atau gas, tetapi juga dapat berupa non bbm seperti kayu bakar atau arang kayu.
Dari sisi teknis, pemilihan jenis bahan bakar ini berpengaruh terhadap kebersihan dapur dan tempat masak yang digunakan. Untuk dapur yang menggunakan bahan bakar elpiji biasanya relatif lebih bersih dibandingkan dengan yang menggunakan bahan bakar non bbm.
Masakan dari kayu bakar itu lebih enak. Istri saya sedang memasak ditungku / hawu dengan kayu bakar.
Ciri khas tempat yang menggunakan bahan bakar non bbm ini selalu kotor karena terdapat abu hasil pembakaran kayu atau arang. Abu sisa pembakaran ini umumnya berterbangan dan susah dikendalikan apalagi seringkali juga dilakukan pengipasan untuk meniup udara pada tungku yang digunakan. Kalau menggunakan minyak tanah, permasalahan lain yang muncul adalah bau minyak yang seringkali timbul dan dapat mempengaruhi perasaan orang yang makan, walaupun tentu saja minyak tanah tidak sampai terbawa dalam masakan.
Dari sisi rasa, bagi kebanyakan orang maka rasa masakan lebih banyak ditentukan karena pemilihan komposisi bumbu dan bahan yang digunakan, teknik memasak, dan keterampilah orang yang memasaknya.Rasa masakan ternyata juga dapat diakibatkan karena pemilihan jenis bahan bakar yang digunakan untuk memasak. Hal ini bagi kebanyakan orang mungkin akan jadi mengherankan, karena penggunaan kayu akan sedikit merepotkan. Untuk memulai pembakaran diperlukan pemanasan dengan bahan yang mudah terbakar seperti kertas atau mungkin disiram sedikit minyak tanah. Untuk memelihara agar nyala api konstan, juga harus selalu diatur secara manual. Selain itu tentu saja diperlukan jumlah kayu dalam volume cukup besar mengingat kalor panas yang dihasilkan untuk berat tertentu dari kayu relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak atau gas.
Namun ternyata tetap banyak di daerah saya yang selalu mempertahankan untuk menggunakan kayu bakar atau arang untuk memasak. Mungkin hal ini dapat dibandingkan dengan kondisi di daerah anda juga. Meskipun agak ribet.. Karena harus nebang pohon, nyari ranting pohon dihutan atau pagar tetangga... Hehehe... Kalau kayu bakarnya masih basah harus di jemur, kalau kayunya besar harus di belah - belah.
Kayu yang besar harus dibelah, kayu yang basah harus dijemur dulu... sedikit ribet sih, tapi da akumah apa atuh.. Segini juga uyuhan ... Hehehe
Untuk penggunaan kayu bakar dapat diperoleh dari jenis kayu limbah atau sisa kayu bangunan, atau kayu jenis pohon tertentu yang tidak memenuhi kriteria kayu bangunan / mebeler, ataupun ranting-ranting pohon. Memang sampai sekarang kebutuhan kayu bakar ini masih dapat dipenuhi oleh para pemasok, tetapi lama kelamaan akan menjadi kendala. Terutama mengenai harganya yang mungkin akan semakin meningkat, dan di sisi lain pasokannya akan semakin sulit.... Untungnya saya mah masih banyak dikebun... Hehee.
Kayu bakar yang sudah kering disusun... Ini untuk keperluan memasak keluarga saya, kayu bakar setumpuk ini setara dengan Gas 3 Kg.
Fanatisme terhadap masakan dengan kayu bakar dapat terjadi karena ada mitos soal rasa. Bandingkan dengan restoran kelas mewah di dunia, di Perancis, Italia atau Jepang, yang terkenal dengan wisata kuliner kelas atas di dunia. Di rumah makan terkenal tersebut, tukang masak atau koki disana tidak menggunakan kayu bakar. Jenis bahan bakar yang digunakan adalah gas. Tetapi ternyata cita rasa dan kepopuleran masakan yang dihasilkan juga tetap disukai oleh para konsumennya. ....
Nah, enaknya menggunakan kayu bakar menurut saya mah yaitu bisa Menghangatkan badan depan tungku hawu alias siduru sambil ngopi... Ah, sudah lah ... Hehhe
Baca juga :
Masak Nasi di Tungku Hawu
Siduru sambil ngeblog dan nunggu nasi mateng
Peralatan Masak Tradisional Indonesia Tungku / Hawu