Belut sawah semakin langka
Sampurasun ... Rampes.
MANGYONO.com - Belut sawah semakin langka.
Bagi Anda pecinta kuliner sejati, sungguh rugi rasanya bila Anda belum pernah menikmati lezatnya masakan berbahan belut.
Tapi, menurut saya belut yang paling gurih itu belut sawah (Monopterus Albus) .. yaitu belut yang memang secara alami hidup di sawah-sawah, bukan yang berhabitat di sungai, empang, maupun yang sengaja diternakkan. Belut sawh ini ukurannya kecil diameter tubuhnya berkisar antara satu hingga dua sentimeter dan panjangnya lebih kurang 25 sentimeter, belut ini memiliki citarasa daging yang begitu gurih. Belut sawah ini paling cocok dimasak dengan campuran irisan cabe hijau yang digoreng agak garing, dinikmati sebagai lauk sarapan dengan sepiring nasi pulen yang putih dan panas yang asapnya masih mengepul. ....
FOTO : Belut sawah, ditangkap dengan cara diurek / dipancing
Baca juga :
Ngurek belut
Cara Menangkap Belut
Indahnya Mancing (ngurek ) belut di sawah Asyiknya Memancing Ikan Gabus di Sawah Memancing ikan Wader (Beunteur, Paray bahasa Sunda)
Cara ngurek / mancing belut di sawah yang benar
Vidio cara ngurek / mancing belut di sawah
Tapi di kampung saya di Pagaden Barat, Subang kini cukup sulit untuk mendapatkan binatang itu... Lalu kemana perginya belut-belut itu dan mengapa mereka tega meninggalkan sawah ?.
Menurut saya, belut sawah lambat laun menghilang karena habitatnya semakin rusak tercemari pestisida dan bahan-bahan kimia lainnya. Binatang itu melarikan diri menuju ke sungai atau empang - empangk berhibernasi ataupun ”merantau” bertransformasi menjadi belut sungai.
FOTO : Belut sungai / kali ukurannya lebih gede dari belut sawah... Mungkin juga ini dulunya belut sawah yang berhibernasi ataupun ”merantau” bertransformasi menjadi belut sungai... Hehehe.