Petani Pagaden Barat, Subang Berharap Air Cepat Datang
Petani Pagaden Barat, Subang Berharap Air Cepat Datang
Hidup di desa merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya meskipun saya tidak selalu tinggal di desa terus, malahan lebih banyak hari – hari saya lalui di Kota Metropolitan, Jakarta, Indonesia. Di desa 1 hari sedangkan di Kota 6 hari.
Karena memang di desa dimana saya tinggal tak ada pekerjaan yang cocok bagi saya. Ups, tidak ada perusahaan atau masyarakat yang mau menerima saya bekerja * Nasib.... Hik .. Hik.
Maka dari itu untuk sementara saya bolak – balik antara kota dan desa. Bolak balik karena keluarga saya tinggal di desa dan saya juga masih KTP Subang.
Untuk urusan pertanian saya serahkan sepenuhnya ke istri saya, jadi semua urusan pertanian memakai jasa buruh pertanian dari mulai mengolah tanah, tebar pesona.. eh, tebar benih, tandur ( kalau tandur masih menggunakan sistim nyeblok ), pemberian pupuk, pembasmian hama dan sebagainya.
Nah, minggu kemarin tepatnya hari kamis istri saya ngabarin... Baru selesai tebar pesona... Eh, tebar benih, untuk mulai menanam padi kembali... Dan hari minggu 24/4/2016 saya melihat "pawinian" pembenihan di Blok Tegal Sungsang, Pagaden Barat. Tapi, untuk selanjutnya saya dan istri malah bingung untuk masalah pengairan tanaman padi kami... Karena proyek tanggul leuwi nangka, kelurahan Dangdeur, Subang belum selesai, katanya sih sudah 70%.
Saat ini petani Pagaden Barat mulai mengolah sawahnya kembali. Namun Proyek Leuwi Nagka yang belum selesai otomatis pasokan air tak mengalir ke irigasi Dangdeur – Pagaden Barat.
Katanya pembangunan bendungan ini direncanakan 790 hari kalender, Proyek pembangunan Bendungan leuwi nangka ini di kerjakan oleh kontraktor dari PT. Bumi Karsa dan PT. Tubagus Rangin. Baca Ketua DPRD Beni Rudiono Meninjau Pembangunan Bendungan Leuwi Nangka
Pembangunan Bendung Leuwinagka sendiri dengan desain berukuran lebar 39 meter, panjang 46 meter dan tinggi 6 meter berbiaya Rp 53.951.840.000 (APBN murni 2014, 2015 dan 2016), waktu pelaksanaan 790 hari kalender akan mampu mengairi areal sawah sekitar 4.387 ha.
Kini, pengerjaan Proyek Bendungan Leuwi Nangka sedang dikerjakan sudah hampir satu tahun.
Ada kabara Terkait penanggulan tanggul sementara yang jebol itu, pihak BBWS menyanggupi selesai dalam tiga pekan atau sekitar 21 hari.
Untuk urusan pertanian saya serahkan sepenuhnya ke istri saya, jadi semua urusan pertanian memakai jasa buruh pertanian dari mulai mengolah tanah, tebar pesona.. eh, tebar benih, tandur ( kalau tandur masih menggunakan sistim nyeblok ), pemberian pupuk, pembasmian hama dan sebagainya.
Nah, minggu kemarin tepatnya hari kamis istri saya ngabarin... Baru selesai tebar pesona... Eh, tebar benih, untuk mulai menanam padi kembali... Dan hari minggu 24/4/2016 saya melihat "pawinian" pembenihan di Blok Tegal Sungsang, Pagaden Barat. Tapi, untuk selanjutnya saya dan istri malah bingung untuk masalah pengairan tanaman padi kami... Karena proyek tanggul leuwi nangka, kelurahan Dangdeur, Subang belum selesai, katanya sih sudah 70%.
Saat ini petani Pagaden Barat mulai mengolah sawahnya kembali. Namun Proyek Leuwi Nagka yang belum selesai otomatis pasokan air tak mengalir ke irigasi Dangdeur – Pagaden Barat.
Katanya pembangunan bendungan ini direncanakan 790 hari kalender, Proyek pembangunan Bendungan leuwi nangka ini di kerjakan oleh kontraktor dari PT. Bumi Karsa dan PT. Tubagus Rangin. Baca Ketua DPRD Beni Rudiono Meninjau Pembangunan Bendungan Leuwi Nangka
Pembangunan Bendung Leuwinagka sendiri dengan desain berukuran lebar 39 meter, panjang 46 meter dan tinggi 6 meter berbiaya Rp 53.951.840.000 (APBN murni 2014, 2015 dan 2016), waktu pelaksanaan 790 hari kalender akan mampu mengairi areal sawah sekitar 4.387 ha.
Kini, pengerjaan Proyek Bendungan Leuwi Nangka sedang dikerjakan sudah hampir satu tahun.
Ada kabara Terkait penanggulan tanggul sementara yang jebol itu, pihak BBWS menyanggupi selesai dalam tiga pekan atau sekitar 21 hari.
Ini "pawinian" pembenihan padi admin di Blok Tegal Sungsang, Pagaden Barat.
Foto jepretan Minggu 24/4/2016.
Kesanggupan itu pasca dilakukannya dialog dan desakan dari petani Pagaden Barat bersama Muspida, BBWS dan sejumlah pejabat terkait di Bale Desa Cidadap.
Saya sebagai petani Pagaden Barat "maksakeun" nyawah karena gak mau jadwal tanam jadi tertunda. Semakin lambat jadwal tanam pasokan air cenderung lebih sedikit, karena memasuki musim kemarau.
Saya mewakili petani Pagaden Barat gak mau di antara para petani jangan sampai ini jadi konflik antar petani, bentrok karena berebut air. Apalagi ini urusan perut dan hajat hidup orang banyak.
Bayangkan ketika petani tidak mau lagi menanam padi?. Mau dapat padi dari mana?. Impor Berapa biaya yang diperlukan?. Apa tidak lebih baik biaya yang dikeluarkan untuk impor beras tersebut kita gunakan untuk menyejahterakan para petani?.
Ini masalah perut, jika sudah lapar otak berpikirnya jadi pendek. Saya ingin BBWS bisa mempercepat pembuatan tanggul sementara.
Sampai dengan saat ini sawah di kawasan Tegal Sungsang, Cimacan, tegal salam, rawa pendil, rawa tirta dan Bolang belum ada air mengalir ke sawah - sawah.
Waktu tahun 2013 pernah menggunakan "tanggul sementara" dari beronjong – beronjong, tapi namanya juga tanggul sementara yang cuma sementara giliran debit air naik tanggul bronjong tersebut jebol lagi .
Semoga saja pembangunan bendungan leuwi nagka cepat selesai, kontruksinya kuat dan awet seperti bangunan bendungan sebelumnya yang dibangun pada tahun 1928 .
Baca juga :
Masih menunggu perbaikan Bendungan Leuwi Nangka,Subang
Petani Pagaden Barat sudah mulai konflik akibat berebut air
Petani di Pagaden Barat Adu Sedot Air
Sawah di 8 Desa di Pagaden Barat terancam kekeringan, gagal panen
Tanggul Leuwinangka belum diperbaiki Petani di Pagaden Barat mengeluh
Karena susah air di Blok Tegalsungsang akhirnya saya menanam palawija
Karena kesulitan Air Petani Munjul, Pagaden Barat Gagal Panen.
Sampai dengan saat ini sawah di kawasan Tegal Sungsang, Cimacan, tegal salam, rawa pendil, rawa tirta dan Bolang belum ada air mengalir ke sawah - sawah.
Waktu tahun 2013 pernah menggunakan "tanggul sementara" dari beronjong – beronjong, tapi namanya juga tanggul sementara yang cuma sementara giliran debit air naik tanggul bronjong tersebut jebol lagi .
Semoga saja pembangunan bendungan leuwi nagka cepat selesai, kontruksinya kuat dan awet seperti bangunan bendungan sebelumnya yang dibangun pada tahun 1928 .
Baca juga :
Masih menunggu perbaikan Bendungan Leuwi Nangka,Subang
Petani Pagaden Barat sudah mulai konflik akibat berebut air
Petani di Pagaden Barat Adu Sedot Air
Sawah di 8 Desa di Pagaden Barat terancam kekeringan, gagal panen
Tanggul Leuwinangka belum diperbaiki Petani di Pagaden Barat mengeluh
Karena susah air di Blok Tegalsungsang akhirnya saya menanam palawija
Karena kesulitan Air Petani Munjul, Pagaden Barat Gagal Panen.