Akhirnya ... Saya bisa mengolah sawah di Tegalsungsang, Pagaden Barat, Subang
Akhirnya ... Saya bisa mengolah sawah di Tegalsungsang, Pagaden Barat, Subang
Demi menyelamatkan bibit padi / benih yang sudah waktunya ditanam di sawah, Petani Tegalsungsang, Kecamatan Pagaden Barat, Subang terpaksa melakukan pompanisasi atau menggali sumur bor tradisional di tengah lahan persawahan.
Yono ( admin .. Hehehe ), 38 tahun, salah seorang petani di Desa Bendungan mengaku Hari minggu 15 Mei 2016 harus melakukan pompanisasi untuk mengairi lahan persawahan yang akan di olah dan ditanami padi yang bibitnya sudah siap ditanam ke sawah. Ia harus memompa air dari selokan, yang jaraknya 50 Meteran. Dan airnya Minim.
Pengolahan tanah swah untuk ditanami padi
Untuk menyedot air dari sungai saya harus membeli mesin pompa air standar seharga Rp. 3 juta, belum termasuk pipa / selang dan peralatan lainnya.
“Kami berharap sumber air Ciasem bisa menyelamatkan padi dari kesulitan air ini."
Sawah sedang "disorogan" diratakan menggunakan papan kayu yang diberi gagang.
Sawah sudah diolah, dibajak dan "disorogan"
Ini sawah yang sudah diolah dengan pengairan pompa.
Ini petakan - petakan sawah yang sudah diratakan dan galengan/pematang sudah di popok
Perihal serupa disampaikan Kosim. Ia mengatakan pompanisasi dari sungai Ciasem beberapa waktu terakhir semakin banyak. Warga terpaksa memompa air dari sungai Ciasem karena bibit padi sudah siap ditanam dan tanggul sementara pun belum selesai apalagi tanggul permanennya.
Bibit atau benih padi sudah berumur 26 Hari, sudah hampir tua.
“Biasanya Petani Blok Tegalsungsang ini mengandalkan aliran air dari Sungai Ciasem."
Ia mengungkapkan saat ini, kondisi sawah sedang memerlukan suplai air yang banyak, untuk pengolahan tanah, sementara air tak ada.