Duh... Gabah Padi Ketan Saya Tidak Laku
Duh... Gabah Padi Ketan Saya Tidak Laku.
Saya kini setengah menangis. Gabah Padi ketan yang baru dipanen minggu lalu tidak laku dijual semua, sementara saya terdesak biaya kebutuhan tanam padi pada musim tanam kedua ini.
Saya, petani warga Desa Bendungan, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, Jawa Barat, sejak minggu lalu para tengkulak dan pengusaha penggilingan mengaku tidak punya uang, karena itu mereka hanya mau membeli kalau gabah padi ketan saya bisa dijual separuh. Ya, terpaksa karena saya butuh uang untuk kebutuhan tanam berikutnya saya menjual separuhnya dari 5 Ton, yang laku dijual hanya 3 ton, sedangkan 2 ton lagi saya jemur dan disimpan di lumbung... Penjemuran saya lakukan untuk mengawetkan gabah agar bisa disimpan untuk jangka lama apabila tidak ada tengkulak atau pengusaha yang membelinya.
Duh... Gabah Padi Ketan Saya Tidak Laku
Baca juga :
Harga gabah Ketan di tingkat petani di Kabupaten Subang mengalami penurunan
Panen Padi Ketan di Pagaden Barat, Subang
Saya,
petani warga Pagaden Barat tidak
bisa berbuat banyak dan terpaksa menerima itu karena terdesak kebutuhan tanam berikutnya.
Mau menjual gabah ke pembeli lain tidak ada alternatif.
"Kalau saking terpaksanya, mungkin saya harus mengutang ke kios pertanian. Tapi apapun yang terjadi jangan sampai ngutang... Karena mengutang harga benih dan pupuk pun jauh lebih tinggi,"