PAMALI.. Jangan makan pakai wadah coet (tempat menyambal) .. nanti dapat janda... siah!!.
PAMALI.. Jangan makan pakai wadah coet (tempat menyambal) .. nanti dapat janda... siah!!.
Bagaimana anda memandang pamali? Pamali merupakan istilah Bahasa Sunda untuk menggambarkan berbagai norma tradisi lokal. Kalau norma tersebut dilanggar, maka akan timbul akibat tertentu. Apakah anda pernah melanggar pamali dan merasakan akibatnya? Dalam tradisi filsafat positif, pamali dianggap tidak rasional karena pamali mengandung pernyataan-peryataan yang tidak logis.
Di satu sisi, pamali dipandang sebagai kearifan lokal yang sebenarnya mengandung rasionalitas tersendiri yang terkait dengan etika. Seperti salah satunya pamali Makan di Coet (tempat menyambal) yang tentunya anda boleh tidak percaya atau sebaliknya...
Menurut
orang tua jaman dulu .... Jika seseorang sengaja makan ditempat bukan
piring atau mangkuk, akan tetapi di wadah yang digukanakn untuk mengulek
sambal (coet), maka dikaitkan dengan pendapatan jodo, yaitu:
i. Jika laki-laki, maka jodohnya akan mendapatkan wanita janda yang sudah tua (nenek-nenek), walaupun laki-laki tersebut masih muda atau masih lajang.
ii. Kalau yang makan beralaskan coetnya perempuan, ini sebaliknya dia akan mendapatkan jodoh seorang duda yang sudah kakek-kakek.
Bloeh percaya ... boleh juga tidak percaya.... Mungkin ini adalah teguran saja bagi yang melakukannya agar tidak menggunakan tempat coet, masa buat nyambel dipake piring makan, nanti nyambelnya pakai apa coba... apa mungkin karena tempat nyambelnya Cuma satu, terus orang tuanya mau pake .... ah sudahlah ... yuk makan dulu sobat hehehe.