Anak suka wayang golek
Sampurasun ... Rampes.
Anak suka wayang golek
MANGYONO.com - Wayang golek, kesenian boneka dari tanah Pasundan. Wajah wayang ini terbuat dari kayu yang diukir dan diwarnai. Normalnya ukuran wayang yang dimainkan oleh dalang itu setinggi kurang dari setengah meter atau ketika dimainkan akan menutupi siku sang dalang.
Wayang golek ini bisa dimainkan siang hari, karena berukuran tiga dimensi, tak seperti wayang kulit, yang dilihat adalah bayangan yang timbul di layar
FOTO 1 : Gigin suka wayang golek
Anak saya yang kecil Gigin akhir - akhir ini dia suka pada kesenian wayang golek. Malahan kemarin minta dibelikan wayang golek yang berukuran kecil. Untungnya ada yang jualan di hajatan ... Jadi gak perlu cari wayang golek jauh - jauh.
Jadi waktu umur tiga tahun, lihat di televisi ada wayang golek terus sampai sekarang malah suka. Sampai - sampai wayang golek yang baru dibeli itu di bawa ketempat tidur kalau mau bobo... Pagi - pagi udah bangun dan mainin wayang golek ... Hehehe.
Jadi waktu umur tiga tahun, lihat di televisi ada wayang golek terus sampai sekarang malah suka. Sampai - sampai wayang golek yang baru dibeli itu di bawa ketempat tidur kalau mau bobo... Pagi - pagi udah bangun dan mainin wayang golek ... Hehehe.
FOTO 2 : Gigin suka wayang golek
Memang betul saya juga punya dalang favorit Almarhum abah Asep Sunandar. Suka aja sama beliau. Si cepot kan. Unik, lucu, dan juga itu asli budaya Indonesia khususnya sunda.
Bangsa Indonesia kita ini kan bangsa yang berbudaya. Walaupun berbeda-beda namun satu. Kalau bukan kita yang menjaga, lalu siapa lagi?.
FOTO 3 : Gigin suka wayang golek
Wayang golek Berkulit merah ini bernama Cepot atau biasa disebut juga Sastrajingga, berkumis mirip Hitler, berblangkon dan pakaian selalu hitam ini selalu menjadi tokoh yang ditunggu-tunggu dalam setiap pementasan wayang golek.
Sang pencipta tokoh Cepot tak lain adalah Asep Sunarya Sunandar. Maestro dalang wayang golek paling termasyhur. Abah Asep, begitu orang memanggil dalang kesohor kelahiran Bandung 3 September 1955. Abah Asep telah meninggal di RSUD Al Ihsan, Bandung, Senin 31/3/2014
Sastrajingga alias Cepot adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen (sebetulnya Cepot lahir dari saung). Wataknya humoris, suka banyol ngabodor, tak peduli kepada siapa pun baik ksatria, raja maupun para dewa. Kendati begitu lewat humornya dia tetap memberi nasehat petuah dan kritik.
Lakonnya biasanya dikeluarkan oleh dalang di tengah kisah. Selalu menemani para ksatria, terutama Arjuna, Ksatria Madukara yang jadi majikannya. Cepot digunakan dalang untuk menyampaikan pesan-pesan bebas bagi pemirsa dan penonton baik itu nasihat, kritik maupun petuah dan sindiran yang tentu saja disampaikan sambil guyon.
Dalam berkelahi atau perang, Sastrajingga biasa ikut dengan bersenjata bedog alias golok. Dalam pengembangannya Cepot juga punya senjata panah. Para denawa (raksasa/buta) biasa jadi lawannya.
FOTO 4 : Gigin suka wayang golek
Sastra adalah tulisan. Jingga adalah merah. Si Cepot adalah gambaran tokoh wayang yang mempunyai kelakuan buruk ibarat seorang siswa yang mempunyai rapot merah.
Namun demikian ia sangat setia mengikuti Semar kemana saja dia pergi. Kehadirannya dalam setiap pagelaran wayang golek sangat dinanti-nanti karena kekocakannya. Asep Sunandar Sunarya menjadikan si Cepot sebagai kokojo / tokoh unggulan pada setiap pagelaran. Bahkan tanda tangan Asep Sunandar ditulis atas nama Cepot.
.