Profil Kang Dedi Mulyadi - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat
Sampurasun ...
Profil Kang Dedi Mulyadi - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat
MANGYONO.com - H. Dedi Mulyadi, S.H. atau biasa dipanggil Kang Dedi (lahir di Sukasari, Subang, 11 April 1971) Dedi Mulyadi di kancah politik daerah tingkat dua terbilang lengkap. Ia pernah menjadi anggota legislatif, wakil bupati, serta Bupati Purwakarta selama dua periode.
Saat mahasiswa, Dedi muda aktif di berbagai organisasi. Pada 1994, ia dipercaya menjadi Senat Mahasiswa STH Purnawarman kemudian Ketua Umum HMI Cabang Purwakarta. Sikap kritis Dedi Mulyadi, serta bekal pengalamannya di organisasi, mengantarkan suami dari Anne Ratna Mustika itu menjadi anggota DPRD Purwakarta pada 2001.
Karier politik Dedi terbilang melesat. Hanya duduk di kursi dewan selama tiga tahun, ia dipinang Lily Hambali Hasan untuk mendampinginya menjadi Wakil Bupati Purwakarta.
Pada 2008, Dedi mencalonkan diri menjadi Bupati Purwakarta dan terpilih kembali tahun 2013. Selama dua periode menjabat, Dedi dikenal membangun daerah berbasiskan kearifan lokal.
Pada 23 April 2016, Dedi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Periode 2016 - 2020 menggantikan Irianto MS Syafiuddin atau biasa yang dikenal dengan nama Yance.
Pada pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018, Dedi diusung sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Barat oleh Partai Golkar dan Partai Demokrat, berpasangan dengan Deddy Mizwar.
Saat mahasiswa, Dedi muda aktif di berbagai organisasi. Pada 1994, ia dipercaya menjadi Senat Mahasiswa STH Purnawarman kemudian Ketua Umum HMI Cabang Purwakarta. Sikap kritis Dedi Mulyadi, serta bekal pengalamannya di organisasi, mengantarkan suami dari Anne Ratna Mustika itu menjadi anggota DPRD Purwakarta pada 2001.
Profil Kang Dedi Mulyadi - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat
Karier politik Dedi terbilang melesat. Hanya duduk di kursi dewan selama tiga tahun, ia dipinang Lily Hambali Hasan untuk mendampinginya menjadi Wakil Bupati Purwakarta.
Pada 2008, Dedi mencalonkan diri menjadi Bupati Purwakarta dan terpilih kembali tahun 2013. Selama dua periode menjabat, Dedi dikenal membangun daerah berbasiskan kearifan lokal.
Pada 23 April 2016, Dedi terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Periode 2016 - 2020 menggantikan Irianto MS Syafiuddin atau biasa yang dikenal dengan nama Yance.
Pada pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018, Dedi diusung sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Barat oleh Partai Golkar dan Partai Demokrat, berpasangan dengan Deddy Mizwar.
Pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi mendapat nomor urut empat untuk mentas di Pilgub Jawa Barat 2018. Baca Profil dan Biodata Deddy Mizwar - Calon Gubernur Jawa Barat
Dengan logo DM4Jabar berupa dua tangan yang bersalaman dan terlihat empat jari di dalamnya.
DEDDY DEDI 4 JABAR
Dengan logo DM4Jabar berupa dua tangan yang bersalaman dan terlihat empat jari di dalamnya.
Kang Dedi Pernah hidup susah
Kang Dedi Mulyadi terlahir dari keluarga sederhana. Ayahnya, Ahamad Suryana, adalah purnawirawan dengan pangkat terakhir prajurit kader. Kondisi kesehatan Ahmad yang tidak baik membuatnya hanya bisa mengabdi di kemiliteran sampai usia 28 tahun. Ia lalu bekerja di perkebunan.
Sang ibu, Karsiti, harus membantu ekonomi keluarga. Ia menghidupi sembilan anaknya dengan membanting tulang, menjadi kuli tandur, hingga mencangkul di sawah.
Jika ingin jajan, Dedi harus mencari uang sendiri. Ia pernah membantu berjualan es mambo, layang-layang, dan kayu bakar yang dikumpulkan sepulang sekolah.
Di masa remaja Kang Dedi juga harus rela melepas keinginannya untuk kuliah di Universitas Padjadjaran karena tidak memiliki cukup dana. Meskipun demikian, namanya sempat masuk dalam daftar calon mahasiswa yang lolos seleksi di Unpad.
Kang Dedi melanjutkan studinya di Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta. Itu pun terbilang nekat. Untuk membiayai kuliahnya, Dedi harus berjualan beras dan gorengan.
Kang Dedi Saat Menjadi Bupati Purwakarta
Kang Dedi Mulyadi dikenal sebagai kepala daerah yang mengedepankan pembangunan berbasis kearifan lokal. Meski begitu, ia tetap mampu menyinergikan budaya, agama, dan teknologi dalam kebijakan yang dijalankan di Purwakarta.
Beberapa kebijakan yang diterapkan kang Dedi di Purwakarta terbilang unik. Misalnya, semua guru di Purwakarta dilarang memberikan pekerjaan rumah. Materi pelajaran akademis harus dituntaskan di sekolah.
Pria yang kerap mamakai iket khas Sunda itu juga pernah memberikan batasan waktu apel ke rumah pacar, hanya sampai pukul 9 malam. Menurut dia, aturan adab bertamu merupakan upaya mengembalikan kearifan budaya Sunda.
Kang Dedi Mulyadi terlahir dari keluarga sederhana. Ayahnya, Ahamad Suryana, adalah purnawirawan dengan pangkat terakhir prajurit kader. Kondisi kesehatan Ahmad yang tidak baik membuatnya hanya bisa mengabdi di kemiliteran sampai usia 28 tahun. Ia lalu bekerja di perkebunan.
Sang ibu, Karsiti, harus membantu ekonomi keluarga. Ia menghidupi sembilan anaknya dengan membanting tulang, menjadi kuli tandur, hingga mencangkul di sawah.
Jika ingin jajan, Dedi harus mencari uang sendiri. Ia pernah membantu berjualan es mambo, layang-layang, dan kayu bakar yang dikumpulkan sepulang sekolah.
Di masa remaja Kang Dedi juga harus rela melepas keinginannya untuk kuliah di Universitas Padjadjaran karena tidak memiliki cukup dana. Meskipun demikian, namanya sempat masuk dalam daftar calon mahasiswa yang lolos seleksi di Unpad.
Kang Dedi melanjutkan studinya di Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta. Itu pun terbilang nekat. Untuk membiayai kuliahnya, Dedi harus berjualan beras dan gorengan.
Kang Dedi Saat Menjadi Bupati Purwakarta
Kang Dedi Mulyadi dikenal sebagai kepala daerah yang mengedepankan pembangunan berbasis kearifan lokal. Meski begitu, ia tetap mampu menyinergikan budaya, agama, dan teknologi dalam kebijakan yang dijalankan di Purwakarta.
Beberapa kebijakan yang diterapkan kang Dedi di Purwakarta terbilang unik. Misalnya, semua guru di Purwakarta dilarang memberikan pekerjaan rumah. Materi pelajaran akademis harus dituntaskan di sekolah.
Pria yang kerap mamakai iket khas Sunda itu juga pernah memberikan batasan waktu apel ke rumah pacar, hanya sampai pukul 9 malam. Menurut dia, aturan adab bertamu merupakan upaya mengembalikan kearifan budaya Sunda.
Profil Kang Dedi MulyadiLahir : 11 April 1971 Di Subang, Jawa Barat, Indonesia
Istri : Hj. Anne Ratna Mustika
Anak : Maulana Akbar A. H.
Yudistira M. Rahmaning H.
Agama : Islam
Baca :
Profil Hj. Imas Aryumningsih, SE. Bupati/Wakil Bupati Subang
Riwayat Singkat Pendidikan Hj. Imas Aryumningsih. SE
Bupati Subang Hj. Imas A : Kopi Subang Menjadi Idola Dibeberapa Negara Asia
Kabupaten Subang Raih Piala Adipura 2017 Kategori Kota Kecil
Piala Adipura Buana Diarak Keliling Subang
Profil Hj. Imas Aryumningsih, SE. Bupati/Wakil Bupati Subang
Riwayat Singkat Pendidikan Hj. Imas Aryumningsih. SE
Bupati Subang Hj. Imas A : Kopi Subang Menjadi Idola Dibeberapa Negara Asia
Kabupaten Subang Raih Piala Adipura 2017 Kategori Kota Kecil
Piala Adipura Buana Diarak Keliling Subang